Bima, Detailntb.com— Imbas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima slow respon terhadap bencana geologi di Dusun Muku Desa Sanolo Kecamatan Bolo menuai reaksi dari warga sekitar.
Pada (3/6) kemarin ratusan orang warga Dusun Muku turun ke jalan sebagai bentuk protes atas sikap Pemkab Bima, sekaligus menuntut perhatian.
Sejak bencana tanah turun dan gunung longsor pada 14 hari lalu hingga saat warga memilih untuk memblokade jalan sejak pukul 07.00 WITA pagi, belum ada perhatian dari pemerintah.
“Janjinya Bupati Bima dan jajaran datang meninjau kami hari Rabu ini. Nyatanya sampai kami turun aksi ini tidak pernah muncul,” ucap Husni saat menyampaikan orasi.
Bencana geologi berupa tanah turun dan gunung berangsur longsor terjadi sejak 14 hari lalu. Setiap malam, sejak kejadian bencana pertama kali terjadi, warga dihantui kegelisahan.
“Setiap malam kami tidak bisa tidur, membayangkan seketika tanah ambruk dan gunung yang longsor,” ungkap dia.
Satu unit rumah warga setempat telah retak. Hal itu terjadi disebabkan tanah yang ambruk. Sementara gunung sekitar permukiman warga kerap terjadi longsor.
“Suara gemuruh malam hari membuat rasa takut kami. Puncaknya rasa takut kami tadi malam, tanah muncrat ke atas dan longsoran dari gunung yang semakin masif,” terangnya.
Warga mengharapkan bantuan, ketegasan maupun kepastian dari Pemkab Bima, apakah direlokasi atau apa.
“Kalau kita mau direlokasi tentukan lokasinya. Kalau kita disuruh untuk tidak menginap dalam rumah, mana tendanya. Pastinya kami takut tinggal di rumah,” tuturnya.
Warga meminta Bupati Bima.maupun pejabat terkait yang diwakilkan agar hadir di lokasi menyampaikan penjelasan kepada mereka.
“Sampai kapanpun kami akan menunggu kehadiran Bupati maupun pejabat yang mewakili. Sampai itu pula jalan kami tutup,” tegasnya.
Selain membutuhkan kepastian kaitan relokasi dan tenda, warga juga meminta kepastian mengenai penyebab terjadinya gunung longsor dan tanah ambruk.
“Apakah ini disebabkan ada ya aktivitas galian C atau murni disebabkan oleh bencana alam. Hal ini yang kami butuh kepastian dari pemerintah,” terangnya.
Camat Bolo, Dra. Hj. Arabiah mengatakan, warga Dusun Muku menginginkan Bupati Bima atau pejabat yang mewakili hadir di lokasi untuk menyampaikan kepastian mengenai peristiwa tanah ambruk.
“Warga maunya Bupati atau pejabat yang diutus untuk memberikan penjelasan, apakah mereka direlokasi atau diberi tenda darurat sementara,” ucapnya ditemui disela aksi.
Ratusan warga Dusun Muku terdiri dari anak-anak, remaja, dewasa, kaum ibu hingga bapak-bapak turun ke jalan.
Mereka duduk di tengah jalan menutup akses jalan negara Bima-Lombok.
Ratusan kendaraan roda dua maupun roda empat mengular antri baik dari arah Dompu maupun sebaliknya dari arah Bima. (ck)