BIMA – Bencana Geologi tanah geser di Dusun Muku dan di Desa Kaowa masuk tipe gerakan tanah lambat. Hal itu berdasar kesimpulan awal penelitian Tim PVMBG Bandung.
Meski demikian pihak BPBD Kabupaten Bima merekomendasikan warga sekitar lokasi terdampak tetap waspada dan menghentikan segala aktivitas.
Total luas areal terdampak akibat bencana geologi tanah geser di Dusun Muku dan Desa Kaowa 9,8 Hektare (Ha) dengan tipe gerakan tanah lambat.
“Setelah dilakukan ekspose bersama, tim PVMBG menyimpulkan kasus di Muku dan Kaowa tipe gerakan tanah lambat,” ucap Kepala BPBD Kabupaten Bima, Drs. Isyrah, Senin (12/6).
Dia menyebutkan, berdasar hasil penelitian yang dilakukan tim selama beberapa hari ditemukan luas areal Terdampak di Dusun Muku Desa Sanolo Kecamatan Bolo 8,4 Ha dan di Desa Kaowa seluas 1,4 Ha.
“Total luas daerah terdampak 9,8 hektare,” ungkap dia.
Fenomena tanah geser di Dusun Muku, lanjut dia, disebabkan keberadaan sesar normal dekat lokasi.
Selain itu, sambung Isyrah, adanya sedimen lemah di bawah permukaan (<30 m) dan gempa berkekuatan 5,6 Skala Richter (SR) pada 2 April 2023 dan keseimbangan lereng.
Untuk di Desa Kaowa, lanjut Isyrah menjelaskan lagi, disebabkan oleh karakter batuan atau geologi, kemiringan lereng, curah hujan yang tinggi dengan durasi yang lama, serta drainase atau aliran air yang kurang bagus.
“Rekomendasi kami agar masyarakat tetap waspada, aktivitas di areal dampak dihentikan dulu dan tidak membangun rumah di zona terdampak,” terangnya.
Untuk sementara ini, belum perlu dilakukan evakuasi masal di wilayah permukiman terdampak.
“Sambil melihat perkembangan, semoga pergerakan tanah berhenti karena termasuk kategori pergerakan lambat,” tandasnya. (ck)