BIMA-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima.melalui BPBD telah memetakan wilayah yang berpotensi mengalami krisis air bersih. Sedikitnya ada 11 Kecamatan yang tersebar di 39 Desa.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bima, Drs. Isyrah, mengatakan berdasarkan hasil pemetaan ditetapkan ada 11 Kecamatan yang berpotensi mengalami krisis air bersih.
Data pemetaan wilayah tersebut, lanjut dia, berdasarkan data turunan wilayah yang menjadi langganan krisis air bersih sejak beberapa tahun sebelumnya.
“Yang 11 Kecamatan ini merupakan wilayah langganan krisis air bersih yang sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu,” ucapnya dihubungi via WhatsApp.
Dia menjelaskan, dari 11 Kecamatan tersebut tersebar pada 39 Desa di seluruh Kabupaten Bima.
“Krisis air bersih ini disebabkan oleh beberapa faktor, ada disebabkan faktor kemarau, faktor mesin pompa yang rusak maupun pelayanan PDAM yang macet,” ungkapnya.
Dia mencontohkan krisis air bersih yang terjadi di wilayah Hunian Tetap (Huntap) korban banjir di Desa Tambe Kecamatan Bolo.
Di lokasi tersebut merupakan wilayah baru yang berpotensi mengalami krisis air bersih. Hal itu disebabkan adanya kerusakan pada pompa air.
Di wilayah Kecamatan Sape, lanjut dia, juga terjadi krisis air bersih. Hal itu, menurut dia, disebabkan oleh pelayanan PDAM yang macet.
“Kita sudah mendistribusikan air untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat di 6 desa,” terangnya.
Sebagai langkah antisipasi atas persoalan ini, pemerintah telah menerbitkan SE sebagai pedoman pelaksanaan di lapangan.
“Kita terus berupaya memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Setiap ada permintaan kita sigap turun melayani,” pungkasnya. (man)