Derita Tiada Akhir, LPA: Nyawa Joki Cilik Tergadai

BIMA-Kasus tewasnya joki cilik AB merupakan kasus yang kesekian kali. Lembaga Perlindungan Anak (LPA) menilai kematian joki cilik merupakan tragedi tak berujung.

“Duka yang tiada akan berujung. Sampai kapan nyawa para joki cilik tergadaikan di atas punggung kuda pacuan,” kritik Ketua LPA Bima, Juhriati dihubungi via pesan WhatsApp, (14/8) kemarin.

Selain mengkritik, Juhriati juga prihatin dan mengungkapkan penyesalan insiden meninggalnya AB terjadi pada saat proses latihan.

Bacaan Lainnya

“Keprihatinan dan penyesalan kami adalah terjadi saat latihan, yang diharapkan sebagai ajang mengasah keterampilan dan ketangkasan berkuda, namun tidak dibekali dengan alat pengaman serta pelatih yang mumpuni,” tuturnya.

Sang joki cilik, sambung Juhriati, hanya berlatih dengan modal semangat dan keberanian. Joki seusia mereka tidak pernah berpikir risiko jatuh atau kecelakaan.

Menanggapi rentetan insiden atau kecelakaan yang menyebabkan joki cilik meninggal, Juhriati secara kelembagaan tetap konsisten menolak pacuan berjoki cilik.

“Sejak 2020 tragedi pacuan kuda Sambinae yang menewaskan Salsabila, LPA terus menggaungkan stop joki cilik di arena pacuan kuda,” tegasnya.

Menurut dia, melestarikan budaya dengan membawa anak ke punggung kuda pacu yang berlari kencang hanya menjadi tontonan memukau kaum dewasa tanpa memikirkan segala kerentanan yang akan dialami joki cilik.

“Mereka bocah-bocah berani? Tidak sesederhana itu. Bocah belum memiliki pemahaman soal “Visi Kematian”. Mereka hanya nurut keinginan orang dewasa,” tuturnya.

Melalui insiden ini, Juhriati mengajak semua pihak bersama untuk introspeksi dan sudah saatnya berteriak lebih kencang lagi tidak ada tradisi seharga nyawa

“Kami sedang melakukan assesment. Semoga tragedi saat berlatih kemarin menjadi bahan pemikiran dan pertimbangan bersama dalam rangka penyelenggaraan perlindungan anak di Bima,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, kecelakaan di arena pacuan kuda Panda kembali terjadi. Kali ini menewaskan seorang joki cilik asal Kelurahan Rabangodu Utara, Kota Bima.

Korban inisial AB (9) dinyatakan meninggal dunia dalam perawatan medis di RSUD Bima, setelah terjatuh saat training care di arena pacuan kuda Desa Panda, Palibelo pada Ahad (13/8) sekira pukul 08.00 WITA.

Insiden terjatuhnya joki cilik tersebut terjadi beberapa saat setelah kuda dilepas dari lintasan arena pacuan.

Kuda baru dilepas dari lintasan arena pacuan. Jaraknya kira-kira baru 10 meter lari, jokinya jatuh.

Korban mengikuti Training Race Ketiga, di mana pada saat pelaksanaannya ketika kuda mulai dilepas dan sekitar 10 meter dari Box Star terjadi saling pepet dengan kuda lain.

Korban tidak bisa mengendalikan kuda yang ditunggangi olehnya kemudian terjatuh dengan posisi kepala terbentur ke tanah.

Saat posisi terjatuh di tanah, lanjut Herman, menyebabkan korban mengalami kejang-kejang dan tidak sadarkan diri.

Korban hanya mengalami luka lecet pada kaki saja.

Atas kejadian tersebut pemilik kuda berupaya memberikan bantuan terhadap korban dengan langsung membawa korban ke RSUD Bima.

Korban sempat dilakukan tindakan medis di RSUD Bima, akan tetapi karena kondisi korban yang diduga mengalami luka dalam pada bagian kepala sehingga korban dinyatakan meninggal dunia oleh dokter di RSUD Bima. (man)

Pos terkait