BIMA-Apes dialami seorang penerima Bantuan Sosial (Bansos) asal Desa Tambe, Bolo, Sumarni Rifaid. Terdaftar sebagai penerima bantuan namun tidak pernah menikmati.
Sebenarnya, nama Sumarni Rifaid dengan NIK yang sama tercatat sebagai penerima bantuan sejak tahun 2018 silam. Sejak saat itu dana Bansos selalu dicairkan orang lain.
Kisah pilu penerima Bansos ini baru terungkap setelah petugas bank mencurigai bantuan tahun 2023 menumpuk karena tidak dicairkan.
Pendamping PKH Desa Tambe, Dipati, SPd, menceritakan awal mula terbongkarnya kejadian tersebut.
Dipati menceritakan, baru-baru ini bersama petugas dari BRI Cabang Bolo mendatangi kediaman Sumarni Rifaid.
Dipati mengatakan, mereka hadir untuk memastikan keberadaan Sumarni dan bermaksud mengecek buku rekening serta kartu Bansos.
“Soalnya, selama tahun 2023 ini yang bersangkutan tidak pernah melakukan transaksi atau tarik bantuan,” ucap Dipati.
Setelah bertatap muka dengan Sumarni, lanjut Dipati, diperoleh pengakuan yang bersangkutan tidak pernah menerima bantuan Bansos dari Kemensos RI.
“Ironis sekali, Sumarni mengaku selama ini tidak pernah menerim bantuan PKH maupun BPNT,” kata Dipati mengutip pengakuan Sumarni.
Untuk memastikan kebenaran pengakuan Sumarni, pihaknya mengecek keabsahan identitas Sumarni melalui NIK.
“Ternyata namanya terdaftar sebagai penerima PKH dan BPNT tapi tidak pernah menerima bantuan tersebut,” terangnya.
Sambung Dipati, pihaknya mengarahkan Sumarni membuat ulang rekening di bank dengan alasan hilang.
Hal lain mencengangkan terungkap setelah buku rekening baru dengan nomor rekening yang sama dicetak dan dilakukan print rekening koran.
“Sejak tahun 2018 lalu total uang yang masuk ke rekening atas nama Sumarni sebanyak 23 juta lebih,” ungkaonya.
Total dana Bansos tersebut, kata Dipati, merupakan jumlah akumulasi dari bantuan yang masuk terhitung sejak tahun 2018, 2019, 2020, 2021, dan tahun 2022.
“Semua uang tersebut sudah ditarik. Untuk bantuan tahun 2023 masih utuh karena tidak melakukan transaksi,” terangnya.
Dia menduga, bantuan untuk atas nama Sumarni ini dicairkan oleh orang lain yang namanya mirip.
Ditemui terpisah, Sumarni Rifaid, berharap bantuan yang sudah dicairkan orang lain itu dikembalikan kepadanya.
“Kenapa bantuan untuk saya, bisa diterima orang lain. Kalaupun ada kesamaan nama, ada NIK untuk memastikan siapa yang berhak menerima bantuan tersebut,” ujarnya.
Sumarni menduga, ada unsur kesengajaan yang dilakukan pihak-pihak terkait, sehingga bantuan ini tidak tepat sasaran.
“Kalau ini tidak diselesaikan secepatnya. Kami akan aksi besar-besaran, bahkan memblokade jalan negara agar hak kami bisa kembali,” ancam suami Rifaid. (man)