KOTA BIMA-Kejaksaan Negeri (Kejari) Bima melaksanakan intervensi spesifik stunting di Kelurahan Ntobo Kecamatan Raba, Kota Bima pada Rabu (06/12/2023).
Sebanyak 88 anak penderita stunting dan gizi buruk hadir dan menerima penyaluran makanan tambahan berupa telur.
Hadir dalam kegiatan itu Kepala Kejaksaan Negeri Bima, Dr.Ahmad Hajar Zunaidi, SH, MH, Pj Wali Kota Bima, H. M Rum, Pimpinan Cabang BSI Bima, H. Umar Singgih H, Kepala Dikes Kota Bima, Ahmad, S. Sos, Kepala BPPKB Kota Bima.
Kepala Kejaksaan Negeri Bima, Ahmad Hajar Zunaidi, menjelaskan stunting adalah anak yang tumbuh kurang maksimal.
“Anak gampang sakit, salah satunya pola asuh yang salah. Makan mie instan, permen dan lainnya. Itu semua merusak anak,” ucapnya dihadapan ibu-ibu di aula Kantor Kelurahan Ntobo.
Menurutnya, anak kalau sudah dikasi mie instans, sudah tidak mau makan yang hijau. Kasi makan yang alami saja.
“Diharapkan dari BP2KB agar memberikan pemahaman cara pola asuh anak yang baik,” pintanya.
Pimpinan Cabang BSI Bima, H. Umar Singgih H, menyampaikan persoalan stunting adalah tugas bersama.
Dia mengatakan, jika stunting hilang, taraf berpikir masyarakat akan bagus. Ciri-ciri negara maju lahir masyarakat yang taraf berpikirnya bagus.
“Ibu-ibu harus malu kalau dikatakan gizi buruk. Penanganan stunting harus dimulai dari keluarga,” tandasnya.
Pj Wali Kota Bima, H. M Rum, mengatakan, persoalan stunting merupakan program nasional yang harus kita sukseskan bersama.
“Mudah-mudahan ke depan stunting di Kota Bima bisa turun satu digit,” pintanya.
Di tempat yang sama, Kepala Dikes Kota Bima, Ahmad, S. Sos, menyampaikan sejarah lahirnya program intervensi spesifik stunting oleh Kejaksaan Negeri Bima.
“Di Kelurahan Ntobo merupakan lokasi pertama pelaksanaan intervensi di wilayah Kota Bima dan secepatnya dilakukan di wilayah lainnya,” ucapnya.
Dia berharap, masyarakat memanfaatkan maksimal bantuan ini dan tidak diberikan kepada keluarga lain.
“Jangan diberikan kepada keluarga yang lain dengan harapan ke depan sudah ada perbaikan gizi untuk anak-anak,” harapnya.
Harapan lainnya, disampaikan Ahmad yakni, pada awal tahun 2024 nanti angka stunting di Kota Bima sudah turun. (man)