BIMA-Warga di empat desa Kecamatan berbeda di Kabupaten Bima kompak terlibat bentrok pada Selasa (05/12) malam. Akibatnya 1 orang terluka dan 1 unit rumah dibakar.
Warga Desa Renda dengan Desa Cenggu Kecamatan Belo terlibat saling serang menggunakan parang dan panah Selasa (5/12) malam sekira pukul 21.00 WITA.
Kelompok warga di dua desa ini bentrok dipicu kasus panah misterius pada Senin (04/14) malam yang terjadi di Desa Cenggu dengan korban warga Desa Renda.
Satu unit rumah milik warga Desa Cenggu hangus dibakar massa dan satu orang warga mengalami luka akibat kena panah.
Puluhan personel polisi diterjunkan ke lokasi bentrok. Untuk melerai dua kelompok warga, Polisi terpaksa melepas tembakan gas air mata dan kedua kubu mundur ke ujung perkampungan masing-masing.
Kapolsek Belo, AKP Ilham, membenarkan dua kelompok warga tersebut terlibat bentrok dan saling serang menggunakan panah, batu, parang dan sejumlah senjata tajam (Sajam) lain.
Akibat dari kejadian itu, seorang warga Desa Renda dilarikan ke rumah sakit karena terluka kena anak panah.
Selain itu, satu unit rumah warga di wilayah Desa Cenggu dibakar massa pada malam kejadian.
“Iya benar terjadi bentrok. Satu rumah di Desa Cenggu dibakar dan satu orang warga di Desa Renda kena anak panah,” ucapnya via sambungan WhatsApp.
Ilham mengatakan, situasi kedua desa sudah kembali kondusif dan arus lalulintas sudah kembali normal.
Meski demikian, sambung dia, puluhan personel masih disiagakan di lokasi mengantisipasi terjadinya bentrok susulan.
“Petugas masih disiagakan antisipasi terjadi bentrok susulan. Terutama di lokasi perbatasan kedua kampung,” tuturnya.
Ilham mengaku, bentrok ini diawali adanya kasus panah misterius yang terjadi pada Senin (04/12) malam dengan korban warga Desa Renda.
Korban dipanah oleh Orang Tak Kenal (OTK) saat melintas di wilayah Desa Cenggu pada Senin (4/12/2023) malam kemarin.
Kelompok warga Desa Renda menuntut Kepolisian menangkap pelaku panah. Tak kunjung ada penangkapan, warga Desa Renda memblokade jalan pada Selasa (05/12) sore.
Dalam aksinya, puluhan warga menutup penuh jalan raya menggunakan bale-bale dan ranting pohon. Arus lalulintas penghubung sejumlah desa lumpuh total.
“Anak panah yang dilepas OTK hanya nyangkut di baju korban. Kasus ini juga sudah dilaporkan ke Polres Bima dan sedang dilakukan penyelidikan,” terang Ilham.
Pada waktu yang hampir bersamaan, kelompok pemuda asal Desa Penapali dengan pemuda Desa Dadibou Kecamatan Woha terlibat saling serang menggunakan panah.
Tidak ada yang terluka dari kejadian kedua kelompok pemuda ini.
Aksi saling serang di depan Kantor Bupati Bima ini diduga dipicu dendam lama, yakni kaitan kasus pembakaran tempat penampung garam yang diduga dilakukan kelompok pemuda Desa Dadibou belum lama ini.
Sekretaris Desa Penapali, Fahrudin membenarkan dua kelompok pemuda itu terlibat saling serang.
“Benar tadi malam saling serang. Apa pemicunya belum kita tahu persis sampai sekarang,” ucapnya via WhatsApp. (man)