BIMA-Isu politik uang di tengah Pemilu 2024 ini semakin kencang menjelang hari pencoblosan. Muncul penilaian negatif terhadap kualitas pesta demokrasi kali ini.
“Kalau kita menggunakan kata buruk atau tidak baik, masih terlalu santun. Ini (Pemilu) sudah tidak beradab lagi,” ucap Ketua DPD Partai Umat Kabupaten Bima, Zubair HAR via sambungan WhatsApp.
Penilaian ini muncul atas maraknya isu pembagian uang atau politik uang oleh oknum Caleg tertentu.
“Harusnya para Caleg ini yang memberikan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat, bukan malah menabur cara-cara yang tidak beradab dan beretika,” sorotnya.
Menurut dia, seandainya para Caleg tertentu ini tidak membagikan uang kepada pemilih, tentu kualitas Pemilu kali ini akan lebih baik dari sebelumnya.
“Kalau Caleg sepakat tidak membagikan uang, pemilih pasti menggunakan hak pilihnya. Tidak mungkin masyarakat tidak memilih. Ini justru Caleg yang mengajak pemilih dengan politik uang,” sesalnya.
Isu permainan politik uang pada Pemilu kali ini lebih kencang dibanding Pemilu-pemilu sebelumnya. Hal itu, menurut dia, disebabkan banyak faktor.
“Termasuk fenomena munculnya Caleg dadakan atau politisi karbitan. Mengandalkan uang daripada figuritas,” imbuhnya.
Dia mencontohkan yang terjadi di Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima.
“Dulu di Kecamatan Sanggar tidak mengenal adanya politik uang. Sekarang minta ampun,” ungkapnya.
Mantan Kepala Dinas Dikbudpora Kabupaten Bima itu mengibaratkan dengan sesuatu terhadap isu permainan politik uang saat ini.
“Ibaratnya ada yang kentut di tengah keramaian, tetapi baunya menyengat. Politik yang terjadi, tetapi tidak ada yang mengakui,” pungkasnya.
Ketua KPU Kabupaten Bima, Imran, yang dimintai tanggapannya hingga kini belum diperoleh jawaban. (man)