Terdakwa Pembakar Logistik Klaim Korban Salah Tangkap, Sebut Nama Lain sebagai Pelaku

BIMA-Salah seorang terdakwa kasus pembakaran logistik Pemilu di Kecamatan Parado, Jainudin mengklaim diri sebagai korban salah tangkap.

Hal itu disampaikan Jainudin saat memberikan keterangan di bawah sumpah dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Raba Bima, Jumat (8/3/2024).

“Setiba di Polres Panda (Bima) setelah ditangkap, saya disuruh tanda tangan surat penangkapan atas nama Jakariah alias Jek,” ucap Jainudin kepada penuntut umum.

Bacaan Lainnya

Keterangan Jainudin tersebut disampaikan menjawab pertanyaan jaksa penuntut umum terkait keterlibatan terdakwa Ahmad Yani dalam kasus pembakaran logistik Pemilu.

Jainudin sendiri memberikan keterangan di bawah sumpah sebagai saksi untuk terdakwa Ahmad Yani dkk, yang hingga kini masih dalam status buronan.

Junaidin mengaku, ada dua orang yang bernama Jakariah alias Jek di sekitar rumahnya di Desa Parado Rato.

“Mungkin Jakariah itu yang mau ditangkap, bukan saya. Kenapa harus muncul nama Jakariah dalam surat penangkapan,” ujarnya saat memberikan keterangan dalam sidang.

Pada kesempatan itu, Jainudin juga membantah isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tingkat penyidikan Polisi.

“Saya pulang ke rumah bukan untuk mengambil parang, tetapi memeri makan ternak sapi. Kemudian menemui H Junaidin,” tuturnya kepada jaksa.

Bantahan Jainudin tersebut disampaikan menjawab jaksa kaitan keterlibatannya dalam kasus pembakaran logistik Pemilu.

Usai pertemuan dengan H Junaidin, saksi Jainudin mengaku pulang ke rumah untuk tidur.
Kemudian ditangkap Polisi.

“Ahmad Yani yang membawa senjata tajam dan menyuruh orang yang ada dalam TPS agar keluar,” terangnya.

Senada dengan keterangan yang disampaikan saksi Muhklis yang menerangkan terdakwa Ahmad Yani menyuruh orang dalam TPS agar keluar.

“Saat itu Ahmad Yani mengenakan helm dan dalam kondisi lampu padam,” ungkapnya.

Saat kejadian, saksi menyebutkan massa yang berjumlah puluhan datang ke lokasi di TPS 10 Desa Parado Wane.

Muhklis mengakui, saat itu sempat menarik tarpal yang mengelilingi TPS. Hal itu dilakukan karena kecewa dengan hasil Pemilu.

“Saya kecewa dengan perolehan suara H Junaidin yang sedikit,” ujarnya. (man)

Pos terkait