BIMA-Banjir ‘mengunjungi’ Desa Pandai Kecamatan Woha menjelang Idul Fitri 1445 hijiriah. Ratusan rumah di empat dusun terendam.
Setiap hujan mengguyur wilayah Desa Pandai, banjir tetap menjadi langganan. Pengalihan sungai satu-satunya solusi mengatasi luapan air ke jalan negara maupun pemukiman warga.
Selain pemukiman dan areal pesawahan masyarakat, banjir kali ini juga menggenangi ruas jalan negara penghubung Bima-Sumbawa selama beberapa jam.
Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Bima, Drs. Isyrah membenarkan terjadi musibah banjir di Desa Pandai Kecamatan Woha.
“Terjadi banjir Senin sore. Luapan air sungai,” ucapnya dihubungi sambungan WhatsApp.
Isyrah mengatakan, terjadi hujan sedang-lebat yang disertai kilat/petir pada Senin 8 April 2024 sekira pukul 13.40 WITA di Kecamatan Monta, Woha, Bolo, Madapangga, Langgudu dan wilayah sekitarnya.
Di Desa Pandai hujan mulai turun pada pukul 15.30 WITA hingga pukul 17.00 WITA. Saat itu terjadi banjir di sungai Desa Pandai sehingga meluap.
“Banjir merendam wilayah lahan pertanian, jalan raya dan pemukiman warga. Banjir tersebut setinggi 20 sampai 40 centi yang mengakibatkan 4 dusun, 10 RT dan 145 unit rumah (KK) terdampak,” sebutnya.
Isyrah merincikan, terdampak di Dusun Pajengge pada RT 1 dan RT 2 sebanyak 12 unit rumah (KK), Dusun Mbaju terdampak di RT 4, RT RT 5 dan RT 6 sebanyak 50 unit rumah, Dusun Ringi terdampak di RT 7, RT 8 dan RT 9 sebanyak 40 unit rumah dan Dusun Fanda terdampak di RT 10 dan RT 11 sebanyak 43 unit rumah.
“Saat ini banjir sudah surut dan warga melakukan pembersihan lumpur serta tidak ada pengungsian,” terangnya.
Untuk terdampak lahan pertanian, kata Isyrah masih dalam proses pendataan dan tidak infrastruktur umum yang rusak.
“Kejadian luapan banjir ini sering terjadi karena penyempitan sungai di bagian tengah dan hilir,” ungkapnya.
Tim BPBD Melakukan koordinasi dengan Camat, Kapolsek, Koramil dan desa setempat terkait terdampak dan melakukan pengamatan, pendataan dan kaji cepat serta penanganan darurat bencana terhadap daerah terdampak dan proses pendataan.
Luapan air sungai hingga merendam pemukiman warga dan lahan pertanian sudah rutinitas terjadi di Desa Pandai. Hujan lebat datang, banjir pasti menghantui warga.
“Sebagai solusi, dilakukan pelebaran dan pengalihan alur sungai,” tuturnya. (man)