Ancaman Bencana Hantui Warga, Pemkab Bima belum Upayakan Solusi?

BIMA-Ancaman bencana banjir, tanah longsor hingga pohon tumbang selalu menghantui warga kala setiap kali terjadi intensitas hujan tinggi. Musibah sudah sering terjadi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima belum mengupayakan solusi kongkrit.

Untuk kesekian kalinya, bencana kembali terjadi di wilayah Kabupaten Bima dalam bulan November 2025 ini. Pada Sabtu 08 November 2025 terjadi bencana alam serentak di sejumlah desa pada lima kecamatan di wilayah Kabupaten Bima.

Kepala BPBD Kabupaten Bima, H. Isyrah mengatakan bencana banjir, tanah longsor dan pohon tumbang kali ini terjadi di lima kecamatan di wilayah Kabupaten Bima.

Bacaan Lainnya

Ia menguraikan, untuk ketiga kalinya dalam bulan November 2025 Desa Monggo Kecamatan Madapangga mengalami bencana banjir. Kali ini
ketinggian air bervariasi mulai dari 20 hingga 70 centimeter yang berdampak pada 580 rumah terendam banjir (1. 798 jiwa) terdampak, 3 unit fasilitas pendidikan (SDN Monggo, TK. Pembina, Mis Yasin Monggo).

Di Desa Ncandi Kecamatan Madaoangga juga terjadi luapan air dari sungai desa setempat yang terjadi pada Sabtu 08 November 2025 pukul 22.00 wita.

“Ketinggian air bervariasi mulai 20 sampai 60 centimeter dan berdampak pada 28 unit rumah terendam banjir (87 jiwa) terdampak dan merendam Kantor Desa Ncandi,” ujarnya.

Debit air sungai di Desa Tonda Kecamatan Madapangga meningkat, yang mengakibatkan meluap, membanjiri pemukiman warga dan jalan raya serta lahan pertanian warga desa setempat. Ketinggian luapan air antara 30 hingga 50 centimeter menggenangi 75 KK (236 kiwa) 75 unit rumah terdampak yang tersebar di tiga RT.

Selain menggenangi dataran rendah, banjir kali ini juga menggenangi pemukiman warga di dataran tinggi seperti di Kecamatan Wawo. Di Desa Maria misalnya, mengalami bencana banjir akibat derasnya air dari gunung, menyebabkan debit air drainase wilayah Desa Maria Kecamatan Wawo meningkat.

Isyrah menjelaskan, hal tersebut mengakibatkan air meluap, membanjiri pemukiman warga dan jalan raya, dengan ketinggian luapan air antara 20 hingga 50 centimeter.

“Hal ini berdampak pada 1 unit rumah Dinas Camat Wawo, 1 unit Kantor KUA Kecamatan Wawo, 1 unit kantor Pos Kecamatan Wawo terendam banjir dan pagar sekolah MTs 1 Wawo roboh sepanjang 16 meter, serta akses jalan lintas Bima -Sape terendam banjir,” urainya.

Di Desa Maria Utara Kecamatan Wawo juga mengalami bencana banjir. Derasnya air dari arah pegunungan mengakibatkan air meluap, membanjiri pemukiman warga dan jalan raya.

Di Desa Raba Kecamatan Wawo
Kecamatan Palibelo meliputi Desa Teke ketinggian air antara 20 centimeter hingga 70 centimeter. Satu unit kandang ayam ambruk, rumah dan lahan pertanian terendam.

Di Desa Belo Kecamatan Palibelo banjir ketinggian 30 hingga 70 centimeter meluap di pemukiman warga. Ribuan unit rumah warga terdampak.

Di Desa Ntonggu terjadi tanah longsor hingga merobohkan pagar tembok SMPN 2 Pelibelo.

Di Desa Leu Kecamatan Bolo terjadi musibah banjir yang disebabkan derasnya air dari aliran sungai Desa Campa Kecamatan Madapangga. Belasan rumah warga terdampak.

Di Desa Nggembe Kecamatan Bolo juga terjadi musibah banjir. Selain rumah warga yang terendam, satu unit jembatan penghubung di Dusun Jala roboh sehingga tidak bisa dilalui oleh kendaraan.

Di Desa Teta Kecamatan Lambitu terjadi banjir dari gunung. Gorong-gorong di Desa setempat roboh sehingga mengganggu arus lalu lintas.

“BPBD telah menyalurkan bantuan tanggap darurat di Desa Belo dan Desa Teke Kecamatan Palibelo,” pungkas Isyrah. (man)

Pos terkait