Liga Askab Tuai Protes, Suporter Blokade Jalan

BIMA-Pengalihan lokasi pertandingan semi final dan final Liga 2 Askab Bima menuai protes. Ratusan suporter di Desa Tambe, Bolo memblokade jalan negara, Sabtu (29/7).

Semenjak pertandingan liga Askab berlangsung, pertandingan untuk zona Barat dihelat di lapangan Desa Tambe Kecamatan Bolo.

Giliran babak penyisihan sukses dan telah berakhir, tiba-tiba saja panitia mengalihkan lokasi pertandingan semifinal maupun final di lapangan Semangka Sape tanpa pembicaraan terlebih dahulu.

Bacaan Lainnya

Kapolsek Bolo, Iptu Nurdin yang dihubungi, membenarkan sejumlah suporter memblokade jalan Bima-Dompu di Desa Tambe Kecamatan Bolo.

“Benar terjadi blokade jalan. Mereka protes atas rencana panitia mengalihkan lokasi pertandingan semifinal dan final liga Askab di lapangan Semangka Sape,” ucap Nurdin.

Nurdin mengaku, pihaknya telah berupaya menghubungi panitia sejak sehari sebelum reaksi suporter muncul.

Hanya saja, kata Nurdin, pihak panitia belum bisa memberikan solusi, dan malah mengarahkan pihaknya agar menemui panitia lokal.

“Massa protes pengalihan lokasi dan meminta pertandingan digelar di zona Barat. Harusnya ada kebijakan dari panitia,” imbuhnya.

Ketua club PS Fajar Tambe, A Yani Muhtar, yang dihubungi, membenarkan ratusan suporter sepak bola di Desa Tambe Kecamatan Bolo turun melakukan protes.

“Massa memblokade jalan memprotes sikap panitia Liga Askab Bima yang secara tiba-tiba mengalihkan lokasi semi final dan final di lapangan Semangka Sape,” ucap dia dihubungi via WhatsApp, (29/7) kemarin.

Dia menjelaskan, pelaksanaan semi final dan final Liga 2 piala Mohan Roliskana (Wali Kota Mataram dan atau Ketua DPD Partai Golkar NTB) dilaksanakan di dua tempat berdasar Zonasi.

Zona Timur di lapangan Semangka Naru Timur Kecamatan Sape dan Zona Barat di lapangan Fajar Tambe Kecamatan Bolo.

“Pada perempat final, 4 besar kedua zona di silang ketemu antara dua zona, di dua lapangan yakni Lapangan Semangka dan Lapangan Fajar, dan sukses,” jelasnya.

Al Hasil, lanjut dia, ke 4 klub yang unggul menuju semi final semuanya club dari zona Barat.

“Lalu ada apa semua 4 klub yang masuk semi final tersebut dipaksa merumput di lapangan zona Timur?,” tanya dia.

Dia meminta, Ketua Askab Bima dan Ketua PSSI Kabupaten Bima serta kepada Mohan Roliskana untuk perlu pertimbangan hal-hal lain.

Seperti, lanjutnya lagi mencontohkan, 4 club yang masuk semi final adalah semua dari Zona Barat dan diminta untuk melanjutkan permainan pada Zona Barat.

“Karena, tidak satu pun club terwakilkan dari Zona Timur maka tidak ada faktor yang dapat dijadikan pertimbangan pertandingan dilaksanakan di lapangan zona Timur,” tuturnya.

Selain itu, lanjut Yani, jarak zona Timur dengan zona Barat lebih dari 180 Km (PP) dan menimbulkan beban material dan beban psikologis bagi club serta pandangan publik.

“Mengingat aspirasi masyarakat wilayah Zona Barat sangat kuat, kami meminta pertimbangan logis dari ketua Panitia Pusat dan Ketua Askab untuk tetap melaksanakan pertandingan di zona Barat,” pungkasnya.

Ketua Askab Bima, Khaerudin Juraid, SIP, yang dihubungi via pesan WhatsApp, belum diperoleh jawaban. (man)

Pos terkait