Pemerintah Tetapkan Kasus Diare di Bima sebagai KLB 

BIMA-Pemerintah Provinsi NTB menetapkan kasus diare akut di dua Kecamatan di Kabupaten Bima sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Penetapan status ini merujuk pada PMK nomor 1501 tahun 2010 dan Undang-undang (UU) Kesehatan nomor 17 tahun 2023.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, Fahrurrahman mengatakan kasus diare di Kecamatan Sape dan Wera termasuk dalam kondisi KLB. 

Bacaan Lainnya

“Sudah ditetapkan sebagai KLB,” ujarnya.

Pada tanggal 28 Agustus 2024, Puskesmas Sape mengirimkan laporan W1 (Lapiran Kejadian KLB) ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bima.

Laporan tersebut diteruskan ke Dinas Kesehatan Provinsi NTB. Menanggapi laporan kejadian ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Bima bersama Puskesmas Sape yang di dampingi Dinas Kesehatan Provinsi NTB melakukan respon cepat dengan beberapa kegiatan strategis.

“Antara lain melakukan penyelidikan Epidemiologi untuk menentukan faktor risiko,” jelasnya.

Pola penyebaran penyakit dan determinan kejadian diare akut sehingga kasus bisa segera dihentikan, melacak kasus tambahan untuk segera diobati kemudian melakukan pengambilan sampel air dan sampel faces.

Selain itu, juga melakukan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor.  Dari hasil penyelidikan epidemiologi kasus tertinggi pada kelompok umur 1-4 tahun yaitu sebanyak 80 persen. 

“Hal ini menandakan kelompok umur yang belum sekolah (kasus bisa tertular dalam  lingkungan rumah),” terangnya.

Faktor risiko yang ditemukan awal saat ini yaitu kebiasaan masyarakat minum air mentah yang langsung diambil dari sumber air bor tertutup. 

Hal ini didukung dengan hasil pemeriksaan sampel air yang diambil dari tempat atau wadah siap minum dengan hasil positif E-coly. 

“Ini memberikan informasi yang diminum oleh penderita sudah tercemar dengan adanya E-coly,” ungkapnya.

Dinas Kesehatan bersama Puskesmas Sape melakukan penanggulangan kejadian ini dengan meningkatkan penyuluhan kesehatan agar mengkonsumsi air masak secara masif di lokasi kejadian. 

Tidak lupa juga melakukan kaporisadi pada sumber air tertular. Walaupun KLB diare belum selesai, namun menunjukan penurunan, hingga kasus diare di Kecamatan Sape mencapai 116 kasus dan masih rawat 3 kasus.

“Dinas Kesehatan Kabupaten Bima dan Puskesmas Sape masih terus mencari faktor risiko yang lain dan penyebab lainnya. Semoga kasus KLB diare di Kecamatan Sape segera berakhir,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, kasus diare akut ini terjadi sejak 26 Agustus hingga per 7 September 2024 dengan total korban mencapai 245 orang. Kasus ini tersebar di Kecamatan Sape dan Kecamatan Wera.

Per 7 September 2024 ini, kasus diare akut di Kecamatan Sape sudah mencapai 216 kasus, sedangkan kasus diare akut di Kecamatan Wera mencapai 29 kasus.

“Sejak kasus ini muncul pertama kali hingga sekarang petugas kami terus melakukan pelayanan kepada masyarakat,” ucap Fahrurrahman.

Meski tergolong kasus luar biasa, namun belum ada korban meninggal. “Alhamdulillah belum ada korban jiwa,” terangnya. (man)

Pos terkait