Caleg Tolak PSU Parado, Kuatir Disalip

BIMA-Rencana Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kecamatan Parado, Bima menuai reaksi penolakan dari Calon Anggota Legislatif (Caleg) yang memperoleh suara lebih tinggi.

Penolakan mereka dianggap wajar karena kuatir disalip lawan menyusul perolehan suara sementara hanya terpaut tipis dengan Caleg lain.

Salah satu Caleg, Irwan, terang-terangan menyatakan penolakan terhadap rencana PSU di Kecamatan Parado.

Bacaan Lainnya

“Saya tegas menolak rencana PSU di (Kecamatan) Parado,” ucap dia via sambungan WhatsApp, Selasa (20/2/2024).

Caleg dari partai Gelora itu mengaku kuatir akan tersingkir dan disalip Caleg lain dengan adanya rencana PSU di Kecamatan Parado.

“Jelas-jelas saat ini saya peroleh suara 1.000 lebih dan unggul dari Caleg lain dalam satu partai, dan bisa saja perolehan suara lawan lebih unggul adanya PSU,” tutur Caleg Dapil 1 Kabupaten Bima.

Menurut dia, Bawaslu terlalu dini menyarankan pelaksanaan PSU total di Kecamatan Parado, padahal belum diidentifikasi lebih jauh persoalan yang terjadi.

“Harusnya kami Caleg ini yang diundang juga, bulan ketua-ketua partai. Kami yang merasa dirugikan adanya PSU ini,” ujar Caleg dari partai Gelora itu.

Dia meminta kepada Kapolda NTB dan Kapolres Bima agar mengusut tuntas kasus pembakaran logistik Pemilu di Kecamatan Parado.

“Saya minta dengan hormat agar menangkap aktor intelektual dalam kasus Parado. Tangkap semuanya, jangan dibiarkan keliaran,” pintanya.

Senada disampaikan Dahlan Umar Caleg Dapil 1 Kabupaten Bima utusan PDI Perjuangan.

“Saya menolak rencana PSU total di Kecamatan Parado,” ujar pria yang memperoleh suara 1.300 lebih dalam Pemilu 2024 ini.

Dahlan mengaku, rencana PSU total di Kecamatan Parado merugikan pihak lain dan terlalu dini disarankan dilakukan PSU.

“Rencana PSU ini sudah jelas akan merugikan pihak lain. Harusnya Bawaslu tidak terlalu cepat menyimpulkan PSU total,” sesalnya.

Menurut dia, persoalan pembakaran logistik Pemilu di beberapa TPS Kecamatan Parado tidak mesti langsung dinyatakan PSU secara total satu kecamatan.

“Yang terjadi di Parado itu tidak dapat dikategorikan untuk dilakukan PSU secara total. Itu terjadi akibat ulah beberapa orang saja,” ujarnya.

Atas rencana PSU total di Kecamatan Parado tersebut dikuatirkan kedudukan Caleg yang diketahui unggul akan tersalip.

“Salah satu alasan kami menolak, ya kami kuatir disalip Caleg lain. Sudah jelas kami peroleh suara terbanyak dari Caleg lain,” tuturnya.

Dia meminta kepada Kapolda NTB dan Kapolres Bima agar mengusut tuntas kasus pembakaran di Kecamatan Parado.

“Semua yang terlibat harus ditangkap,” pintanya. (man)

Pos terkait