BIMA-Selain dugaan penggelembungan dan pengaturan perolehan suara, pelaksanaan Pemilu di Desa Mpili Kecamatan Donggo, Bima juga terjadi kecurangan lain.
Khusus di TPS 5 Desa Mpili, perolehan suara untuk jenis Pemilu DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten tidak dilakukan proses penghitungan seperti jenis Pemilu lain.
Perolehan suara para calon untuk dua jenis Pemilu tersebut diatur oleh masyarakat. Petugas KPPS hanya mensahkan saja.
Ketua KPPS TPS 5 Desa Mpili Kecamatan Donggo, Akbar menceritakan awal mula peristiwa terjadi.
Akbar menceritakan, penghitungan pertama dilakukan mulai dari jenis Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI. Hitungan berlangsung lancar, aman dan terkendali.
Kemudian dilanjutkan dengan penghitungan jenis Pemilu DPRD hingga DPR RI, kata Akbar, berlangsung lancar dan aman.
Memasuki penghitungan perolehan suara jenis Pemilu DPRD Provinsi NTB, cerita Akbar, tiba-tiba datang segerombolan orang yang menghentikan kegiatan pungut hitung.
“Pertimbangan keamanan dan saat itu muncul rasa takut, akhirnya kami petugas yang mengalah,” kata Akbar.
Akbar mengaku, saat itu hanya bisa pasrah menerima keadaan yang terjadi dengan kewenangan yang telah diambil alih oleh masyarakat.
“Saat itu kita yang penting bagaimana baiknya saja. Kita pasrah terima apa yang masyarakat ingin lakukan,” tuturnya.
Memasuki penghitungan jenis Pemilu DPRD Kabupaten Bima, lanjut Akbar, juga terjadi seperti pada saat penghitungan jenis Pemilu DPRD Provinsi.
“Tidak ada proses penghitungan untuk jenis Pemilu DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten. Kami hanya menerima hasil dari masyarakat,” terangnya.
Soal kotak suara yang hilang dibawa lari masyarakat, Akbar mengakui demikian. Peristiwa itu terjadi saat mereka sedang istirahat akibat kelelahan.
“Itu terjadi di luar dugaan kami. Kotak suara dibawa sampai ke Kantor Desa saja dan dibawa kembali ke TPS,” ujarnya.
Setiba kembali di TPS, tambah Akbar, proses penyalinan perolehan suara dilakukan oleh petugas KPPS, namun insiden membawa kabur kotak suara kembali terjadi.
“Saat kita sedang proses salin, masyarakat kembali membawa lari kotak suara. Kejadian kedua ini baru turun PPK,” ucapnya.
Dalam rapat pleno rekapitulasi tingkat Kabupaten, Ketua PPK Donggo, Komalariani, mengaku petugas KPPS di Desa Mpili mengalami tekanan usai pencoblosan.
Dia membenarkan, kotak suara di tiga TPS Desa Mpili sempat dibawa kabur oleh masyarakat dan C Hasil juga sempat dicuri. (man)