BIMA-Jajaran Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Bima melibatkan tenaga ahli untuk peningkatan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Kegiatan berupa pendampingan tim ahli dari dokter spesialis anak dan Genekologi itu melibatkan peserta dari Puskesmas Bolo dan Madapangga.
Selain kaitan pelayanan KIA, kegiatan yang dihelat di Puskesmas Madapangga pada Sabtu (31/08/24) juga terkait kegawatdaruratan dan sistem rujukan tahun 2024.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, Sitha Isa Arrahmawati menjelaskan, kegiatan pendampingan tim ahli (SpA dan SpOg) ke Puskesmas bertujuan agar Puskesmas mampu sebagai salah satu simpul dari sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan maternal neonatal emergensi.
“Sehingga nanti dapat memberikan kontribusi pada upaya penurunan AKI dan AKN, maka perlu dilaksanakan dengan baik agar dapat dioptimalkan fungsinya,” jelasnya.
Peserta kegiatan ini berasal dari Puskesmas Bolo dan Madapangga dengan narasumber dari POGI dan IDAI Bima.
Bentuk kegiatan dilakukan dengan presentasi kasus kematian ibu dan anak oleh Puskesmas dilanjutkan dengan praktek penanganan Kegawatdaruratan maternal dan neonatal.
Latar belakang utama dari kegiatan Pendampingan dokter spesialis anak (SPA) dan spesialis obstetri dan Ginekologi (Sp.Og) adalah masih tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia khususnya di Kabupaten Bima.
“Banyak kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal yang sebenarnya dapat dicegah atau ditangani dengan tepat jika terdeteksi sejak dini di tingkat Puskesmas,” tuturnya.
Dengan adanya pendampingan dari dokter spesialis anak dan Sp.OG, tenaga kesehatan Puskesmas diharapkan mampu meningkatkan keterampilan mereka dalam deteksi dini faktor risiko, penanganan awal kasus kegawatdaruratan.
“Serta pengambilan keputusan klinis yang tepat untuk rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi,” tambahnya.
Selain itu, kegiatan pendampingan ini juga bertujuan untuk memperkuat sistem rujukan antara Puskesmas dan rumah sakit.
“Melalui interaksi langsung dengan para spesialis, tenaga kesehatan Puskesmas dapat membangun komunikasi yang lebih baik dengan fasilitas rujukan,” terangnya lagi.
Hal ini penting untuk memastikan kesinambungan perawatan pasien, terutama dalam kasus-kasus yang memerlukan penanganan lanjutan.
Dengan demikian, diharapkan terjadi peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak secara keseluruhan, yang pada akhirnya berkontribusi pada penurunan AKI dan AKB di Kabupaten Bima.
“Kegiatan pendampingan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak di tingkat Puskesmas melalui transfer pengetahuan dan keterampilan dari dokter spesialis ke tenaga kesehatan Puskesmas,” paparnya.
Dia menyampaikan, tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan Puskesmas dalam penanganan kasus-kasus kesehatan ibu dan anak.
Selain itu, juga untuk memberikan bimbingan langsung kepada tenaga kesehatan Puskesmas dalam menangani kasus-kasus kompleks terkait kesehatan ibu dan anak.
Membantu identifikasi dan penanganan dini kasus-kasus berisiko tinggi pada ibu hamil dan anak serta memperkuat sistem rujukan antara Puskesmas dan fasilitas kesehatan tingkat lanjut.
Selain itu, juga meningkatkan kualitas pelayanan antenatal care, persalinan, dan perawatan pasca persalinan di Puskesmas maupun membantu pengembangan protokol dan standar operasional prosedur (SOP) pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai dengan kondisi dan sumber daya Puskesmas.
“Mendorong implementasi program-program kesehatan ibu dan anak sesuai dengan pedoman terbaru.
Membangun komunikasi dan kolaborasi yang lebih baik antara tenaga spesialis dan tenaga kesehatan Puskesmas,” pungkasnya. (man)