Dikes Kabupaten Bima Bahas Kasus Rabies 

BIMA-Jajaran Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Bima bersama stakeholder terkait membahas penyebaran kasus rabies.

Pembahasan penanganan Hewan Penular Rabies (HPR) ini melibatkan sejumlah instansi lain yang dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) Adel Linggi Ardi.

Kasus Rabies merupakan kasus nasional yang membutuhkan perhatian secara nasional, demikian halnya di tingkat daerah.

Bacaan Lainnya

Dalam rapat tersebut dibahas koordinasi penanganan kasus gigitan hewan termasuk progres laporan penanganan yang sudah dilakukan oleh  OPD terkait. Juga langkah tindak lanjut untuk menangani beberapa kasus yang terjadi di kecamatan.

Demikian Ungkap Sekretaris Daerah Kabupaten Bima Adel Linggi Ardi, SE saat memimpin Rapat Evaluasi Penanganan Hewan Penular Rabies (HPR) di Ruang Rapat Sekretaris Daerah.

Sekda yang didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesra Fatahullah S.Pd,  Kalak BPBD Drs.Israh, Kadis Kesehatan Fahrurrahman SE, M.Si dan Plt. Kadis Peternakan dan Keswan Drh.Joko Agus Guyanto dan para pejabat Eselon III dan Fungsional OPD tersebut menekankan pentingnya penanganan  secara dini.

“Dinas Peternakan harus mendata semuanya, baik manusia maupun ternak yang berpotensi terdampak gigitan anjing karena  tidak tertutup kemungkinan itu akan bisa menyebabkan penularan rabies dan yang terpenting  melakukan deteksi dini untuk mengurangi dampak penyebaran,” ujarnya.

Jelas Adel dihadapan 45 peserta rapat yang merupakan Kepala UPT Peternakan dan Keswan,  Kepala UPT Puskesmas Se-Kabupaten Bima dan para surveilans.

Plt. Kadis Peternakan dan Keswan Drh. Joko Agus Guyanto memaparkan,  target vaksinasi hewan 70 ribu ekor dan sudah 10 ribu anjing yang telah divaksin dan untuk mencapai target,  diperlukan lebih banyak dosis vaksin yang disiapkan.

Menanggapi arahan Sekda, Joko menjelaskan pihaknya sudah melakukan pemetaan dan pengambilan sampel otak anjing dan dikirim untuk dilakukan pemeriksaan ke Laboratorium kesehatan  hewan di Denpasar.

Terkait penanganan anjing gila ini Kadis Kesehatan Fahrurrahman SE., M.Si para petugas kesehatan di seluruh Kecamatan telah melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan penanganan kasus gigitan anjing liar.

Namun demikian lanjut mantan Kadis kominfo dan statistik ini, untuk menekan angka kematian akibat gigitan anjing liar ini, perlu peningkatan langkah preventif.

“Antara lain memastikan kepada masyarakat untuk langsung meminta penanganan kepada Puskesmas jika terjadi kasus,” tuturnya. (man)

Pos terkait