BIMA-Tujuh orang korban hilang diduga hanyut dibawa banjir bandang di Kecamatan Wera, Bima belum ditemukan hingga pukul 06.00 wita, Senin 3 Februari 2025.
“Pencarian semalam dihentikan mengingat kondisi cuaca yang tidak memungkinkan,” kata Kepala Desa Nanga Wera, Umar via sambungan whatsapp, Senin pagi.
Umar mengatakan, hujan terus mengguyur wilayah Desa Nanga Wera dan sekitarnya, banjir terus naik hingga malam hari.
“Kami bersama TNI, Polri dan stakeholder simpulkan pencarian semalam dihentikan dan dilanjutkan mulai pagi ini bersama Basarnas,” terangnya.
Umar menceritakan, curah hujan biasa saja di sekitar wilayah Desa Nanga Wera, sehingga masyarakat tidak menyangka akan terjadi banjir bandang.
“Hujan yang turun di wilayah kami (Nanga Wera) biasa saja. Cuma di Desa Wora hujannya lebat,” kenang Umar.
Dengan kondisi tersebut, sambung Umar, masyarakat beransumsi banjir yang akan datang seperti biasanya, tidak sebesar yang terjadi saat ini.
“Masyarakat awalnya menganggapnya banjir biasa saja. Lambat laun datang banjir besar yang membawa rumah-rumah warga,” tuturnya.
Umar memastikan, ada 7 unit rumah yang hanyut dibawa banjir. Angka tersebut belum termasuk kios-kios yang ditempati warga yang juga ikut hanyut.
“Sesuai kesaksian warga, para korban yang hilang ini ikut hanyut bersama rumah. Saat banjir mereka sedang berada di atas rumah yang hanyut,” terangnya.
Sejauh ini, total kerugian yang dialami warga belum dapat diperkirakan. Karena hewan ternak yang ikut hanyut maupun kerugian lain masih terus didata.
“Masih kita data terus untuk kerugiannya. Korban hilang itu, enam orang asal Desa Nanga Wera dan 1 orang asal Desa Wora,” jelasnya.
Berikut data korban hilang:
- Asal Desa Nanga Wera, Ilham Sandu (80), Haikal (5), Aryani (32), Irgi (10), Juliani (30) dan Aisyah (3).
- Asal Desa Wora yakni Irma (40).
Selain itu, 1 unit jembatan penghubung antar Kecamatan juga terputus. Aktivitas lalu lintas lumpuh total. Pagar Kantor Camat Wera sepanjang 30 meter juga roboh. (man)