KOTA BIMA-Asal usul rencana pengadaan laptop chromebook pada sejumlah sekolah di Kota Bima menjadi misterius. Kepala Sekolah mengaku tidak pernah mengusulkan laptop jenis chromebook dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
Kepala SMPN 8 Kota Bima, Ridwan mengaku menerima laptop jenis chromebook sebanyak 3 unit pada tahun 2021.
“Barang (laptop chromebook) diantar oleh perusahaan pengada,” aku Ridwan yang dikonfirmasi di Kantor Kejaksaan Negeri Bima pada Selasa 19 Agustus 2025.
Ridwan dan sejumlah Kepala Sekolah SD dan SMP di Kota Bima hadir di Kantor Kejaksaan Negeri Bima untuk memenuhi panggilan terkait dugaan korupsi proyek laptop chromebook yang tengah diusut Kejaksaan Agung RI.
Ridwan mengatakan, setelah barang tiba di sekolahnya pada saat itu, datang beberapa orang dari Dinas Dikbudpora Kota Bima melakukan pemeriksaan barang.
“Kondisi fisik barang saat itu dalam keadaan baik. Sejak saat diterima sampai sekarang masih dipakai,” ujar Ridwan.
Setiap ada lomba, laptop tersebut yang dimanfaatkan. Selama menjabat sejak tahun 2020 sampai sekarang, tambah Ridwan, baru satu kali menerima pengadaan laptop chromebook. “Tiga unit saja,” ucapnya.
Ridwan mengaku, selama menjabat pihaknya tidak pernah mengusulkan pengadaan laptop chromebook dalam Dapodik. “Yang kita pernah usul laptop biasa, sesuai dengan kebutuhan kami,” terangnya.
Senada dengan Kepala SMPN 6 Kota Bima, Mahfud. Sejak menjabat pada tahun 2020 sampai 2022 batu sekali menerima laptop chromebook, yakni sebanyak 3 unit.
“Barang dikirim pada tahun 2021 sebanyak 3 unit oleh perusahaan. Setelah diterima diperiksa dan dicek kembali oleh dinas di sekolah. Kondisi barang semuanya baik dan masih dimanfaatkan sampai sekarang,” kata Mahfud.
Laptop chromebook ini fungsinya terbatas. Karena sifatnya online dan satu orang saja yang bisa pakai melalui akun Mendikbud.
“Untuk laptop chromebook, tidak pernah diajukan dalam Dapodik. Cuma yang pernah diajukan adalah laptop biasa dalam Dapodik,” tuturnya. (man)
